Jumat, 19 Maret 2010

KARAKTERISTIK Sekolah Dasar NU Banat-Banin Lamongan





بسـم الله الرحمن الرحيم
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah merupakan kebutuhan setiap orang dalam usaha untuk meningkatkan kwalitas sumber dayanya. Terus berpacunya perkembangan zaman, membutuhkan sumberdaya manusia yang benar-benar berkwalitas, kalau tidak ingin tertinggal atau bahkan telindas oleh zaman itu.
Sekolah Dasar NU Banat-Banin Lamongan adalah yang merupakan salah satu harapan masyarakat dalam memperoleh pendidikan yang berkwalitas. Harapan masyarakat ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Tetapi harus disambut dengan baik dan antusias, meskipun membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.
Masyarakat tidak bisa dikecewakan dengan kondisi yang ada. Oleh sebab itu perlu adanya rumusan tentang karakteristik , sehingga masyarakat bisa menilai secar obyektif bagimana Sekolah Dasar NU Banat-Banin Lamongan itu.
Rumusan karekteristeristik ini cukup realistis sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang ada, dan terdiri dari poin-poin yang sangat dibutuhkan dalam pembenahan-pembenahan.

I. Harapan Akademis
Sekolah Dasar NU Banat-Banin Lamongan mempunyai harapan yang tinggi, di mana siswa ini setelah belajar enam tahun diharapkan mempunyai prestasi-prestasi sebagai berikut :
1. Sadar menjalankan syari’at Islam
Ketaatan seorang muslim bisa dilihat dari bagaimana ia menjalankan syari’at agama Islam. Oleh sebab itu siswa diharapkan dapat menguasai pokok-pokok syari’at agama Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran, tanpa ada paksaan dan tanpa pengawasan.
2. Berakhlaq mulia
Akhlaq mulia yang sesuai dengan tuntunan agama diharapkan dapat menjadi sifat dan sikap siswa dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, dan didasari dengan kekuatan aqidah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
3. Fasih membaca Al Qur’an
Al Qur’an yang merupakan kitab suci bagi umat Islam harus dikuasai oleh siswa, dengan mempunyai kemampuan membaca dengan makhraj dan tajwid yang benar. Serta siswa diharapkan hafal surat-surat tertentu seperti surat Yasin, Al Waqi’ah, Al Mulk, dan surat-surat pendek pada juz 30.
4. Dapat berkomunikasi dan bermasyarakat
Dalam memasuki era globalisasi kemampuan berkomunikasi dan bermasyarakat adalah sangat perlu. Siswa diharapkan mampu bergaul, mengikuti dan sekaligus bersaing dengan perkembangan masyarakat. Di sini siswa selain harus mempunyai ketrampilan berkomunikasi, juga harus menguasai bahasa Indonesia, Arab dan Inggris.
5. Menguasai ilmu pengetahuan
Selain mendapatkan prestasi yang cukup baik dalam menguasai ilmu pengetahuan secara kognitif yang dapat dilihat dari nilai rapor dan ujian akhir, siswa juga diharpkan dapat mengaktualisasikan ilmu yang didapatnya dalam kehidupan sehari-hari.
6. Mempunyai keahlian tertentu
Setiap orang pasti mempunyai potensi yang bisa dikembangkan. Potensi ini bagi siswa harus dapat dikembangkan menjadi suatu keahlian tertentu, baik di bidang seni, olah raga, keetrampilan maupun yang lain.
7. Bersikap mandiri
Siswa harus mempunyai sikap yang mandiri, tidak terlalu bergantung kepada orang lain.

II. Proses Perencanaan
Harapan akademis yang merupakan tujuan akhir dari proses kependidikan di sekolah dapat tercapai dengan sistem perencanaan yang matang.
1. Dukungan data yang lengkap
Perencanaan akan bisa menjadi obyektif melihat jauh ke depan dan tidak akan menjadi daftar angan-angan apabila didukung oleh data yang lengkap dan realistis.
2. Memegang prinsip efisiensi dan efektifitas
Prisnsip efisiensi dan efektifitas harus menjadi dasar penyusunan rencana . Sehingga perencanaan tidak menjadi bualan, tapi benar-benar merupakan suatau perencanaan yang realistis, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
3. Kejelasan perencanaan
Perencanaan harus lengkap dan jelas, yang meliputi : Penetapan tujuan, penentuan langkah yang diambil, penentuan sasaran yang jelas, penetapan waktu yang efisien , dan pengalokasian dana yang cukup, serta pelaksana masing-masing kegiatan. Selain perencanaan yang disusun secara tahunan, setiap satuan kegiatan juga harus mempunyai rencana yang jelas.
4. Keterlibatan guru dan orang tua
Dalam setiap penyusunan perncanaan guru dan orang tua atau masyarakat harus selalu terlibat. Pelibatan ini dapat dilakukan secara langsung dalam proses perumusan rencana, atau pelibatan yang tidak langsung melalui masukan-msukan yang ditampung sebagai bahan penysunan rencana.

III. Keefektifan guru
mempunyai guru yang seluruhnya efektif. Keefektifan guru tidak dilihat dari ijazah yang dimiliki, pangkat yang disandang atau senioritas. Tetapi kefektifan guru dilihat dari :
1. Jadwal mengajar dilaksanakan dengan tertib.
Jadwal yang telah diatur oleh dapat dilaksanakan dengan sisiplin, tidak selalu diubah, disesuaikan dengan sana-sini. Tetapi pengaturan di awal tahun, atau awal semester semua guru menganggap hal itu final. Begitu juga guru-guru yang terpaksa berhalangan, maka guru secara bertanggung jawab menggantikannya kepada guru yang lain.
2. Metode mengajar yang bervariasi.
Guru menguasai beberapa metode yang variatif dan mempunyai kreatifitas dalam menggunakan metode mengajarnya. Penggunaan metode ini disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa, dan situasi serta sarana pendukungnya.
3. Menggunakan media untuk mengajar.
Di dalam mengajar guru menggunakan media dan peralatan. Guru kreatif untuk membuat dan menyediakan media dan peralatan sendiri, tanpa harus menunggu fasilitas .
4. Memberi tugas kepada siswa.
Guru selalu memberi tugas kepada siswa sesuai dengan kemampuannya. Tugas-tugas itu dikoreksi, dikembalikan kepada siswa dan siswa diberi petunjuk penyelesaian dan perbaikannya. Kemudian siswa diberi penghargaan atas prestasinya berupa nilai.
Guru efektif selain dilihat dari efektifitas kerjanya, guru efektif mempnyai karakter :
1. Selalu meningkatkan pengetahuannya.
Guru efektif tidak berhenti dan puas dengan apa yang dimiliki dan dikuasai, tetapi selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi.
2. Menerima kritikan dan saran.
Guru efektif mempunyai sikap yang terbuka, siap menerima kritikan dan saran dari siapapun, demi untuk perbaikan dan peningkatan kwalitas mengajarnya.
3. Siap bekerjasama dengan guru lain.
Guru efektif selalusiap bekerjasama dengn guru yang lain dalam satu tim. Baik dalam mata pelajaran yang sama mata pelajaran yang sejenis, maupun lintas mata pelajaran.
4. Mempunyai keteladanan
Guru efektif selalu memberikan keteladanan yang baik dalam sifat, sikap dan tindak-tanduk kepada siswa. Baik dalam proses belajar-mengajar, dalam keseharian di , maupun di luar .

IV. Pelaksanaan Kurikulum
tetap berpedoman pada Kurikulum nasional sebagai standard. Penambahan, penyesuaian dan penjabaran dilakukan berdasarkan kebutuhan dan perkembangan.
1. Penjabaran Materi
Materi dalam GBPP dijabarkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa serta ciri khas . Khususnya mata pelajaran pendidikan agama tetap mengacu pada kitab-kitab salaf.
2. Penambahan jam intrakurikuler
Mata pelajaran intrakuriluer yang perlu ditambah jam pelajarannya adalah beberapa materi yang sulit dikembangkan di luar jam pelajaran, seperti kelompok pendidikan agama Islam, Bahasa Indonesia, dan matematika.
3. Pengalihan jam intrakurikuler
Beberapa Mata pelajaran pada intrakurikuler agar lebih efektif dialihkan pada ekstrkurikuler, sehingga siswa bisa lebih bebas untuk menentukan pilihan, yaitu kesenian, ketrampilan dan olahraga. Untuk mata pelajaran ini disediakan beberapa pilihan yang berbentuk paket dan harus selesai dalam satu smester. Di sini siswa tanpa memperhatikan kelasnya dapat memilih paket yang dikehendaki, dan dapat berpindah paket yang lain untuk smester berikutnya.
4. Ekstra kurikuler wajib
Mata pelajaran ekstra kurikuler yang wajib diikuti oleh siswa tetapi disesuaikan dengan kemampuan siswa, yaitu Mengaji Al Qur’an, Di sini siswa tanpa memperhatikan kelasnya ditempatkan sesuai dengan kemampuannya.
5. Ekstra kurikuler pilihan
Mata pelajaran ini disediakan untuk mengembangkan potensi dan bakat siswa. Materi ekstr kurikuler ini ada yang berbentuk materi rutin yang dikemas dalam bentuk paket yang harus selesai dalam satu smester. Dan ada yang non rutin yang dijadwal secara tahunan, sepeti pelatihan, perkemahan, dan semacamnya.
6. Pembiasaan Shalat
Pembiasaan Shalat bagi siswa sehingga bisa melaksanakan shalat dengan sadar tanpa diperintah dan diawasi, bacaan-bacaannya tepat serta khusyu’, dilakukan dengan tahapan :
a. Untuk kelas I hanya menghafalkan dan membenarkan bacaan-bacaan, serta praktik gerakan, yang terinterasi dalam mata pelajaran Fiqih.
b. Untuk kelas II mempraktikkan shalat dhuhur secara tepat baik dalam bacaan maupun gerakannya, dengan dibimbing dan diberikan petunjuk secara langsung.
c. Untuk kelas III, IV, dan V, pembiasaan shalat dhuha dan dhuhur, secara tepat, khusyu’ dan disiplin, dengan dibimbing dan diawasi.
d. Untuk kelas VI pembiasaan shalat Dhuha dan dhuhur dengan penuh kesadaran. Pembimbinan dan pengawasan dilakukan tidak secara langsung.

V. Kepemimpinan Kepala
Kepala sebagai top menejer sangat berpengaruh terhadap perkembangan sekolah. Kepala sekolah harus tetap memfokuskan tindakannya pada penetapan tujuan sekolah. Dan selalu berkomunikasi secara jujur terhadap guru, karyawan, siswa dan orang tua.
Tindakan-tindakan khusus kepala sekolah yang sangat perlu diperhatikan secra rutin sebagai misi kepala
1. Mengecek kemajuan siswa
Kemajuan siswa harus selalu diperhatikan baik kenajuan intelektual maupun sikap. Guru dan petugas lainnya rutin menyampaikan perkembangan kemajuan siswa kepada sekolah dan dan langsung ditindaklanjuti oleh kepala .
2. Menjaga waktu belajar
Waktu belajar yang tersedia terus dijaga keberadaannya, artinya waktu tidak boleh tersia-siakan.
3. Melakukan kunjungan kelas
Kelas secara rutin dikunjungi oleh kepala sekolah, tidak hanya untuk supervisi pelaksanaan guru mengajar, tetapi sebagi motivasi terhadap siswa dan rasa kepedulian kepala terhadap keberadaan kelas itu.
4. Memberi dukungan terhadap guru yang disiplin.
Untuk memberikan motivasi dan semangat terhadp kedisiplinan guru kepala sekolah terus memberikan dukungan, dalam bentuk keteladanan, perhatian dan penghargaan.
5. Aktif menyelenggarakan pertemuan
Pertemuan-pertemuan untuk meningkatkan kemajuan secara rutin diselengggarakan oleh kepala sekolah dengan agenda yang jelas, dan selalu ditindaklanjuti dan dievaluasi dalam pertemuan berikutnya.

VI. Iklim yang Positif
Iklim adalah merupakan suatu norma, harapan dan kepercayaan dari personal-personal yang terlibat dalam organisasi . Oleh sebab itu iklim yang dianggap kurang baik sesegera mungkin diubah dan dibentuk menjadi lebih baik.
1. Hubungan Kerja yang kompak.
Interakasi dan Hubungan kerja antar semua personal harus menunjukkan suatu hubungan kekeluargaan yang kompak. Antara guru dengan guru, guru dengan pegawai, guru dengan siswa, guru dengan orang tua, pegawai dengan siswa , pegawai dengan orang tua dan sebgainya. Bila terlihat sedikitpun ketidakkompakan harus segera diatasi.
2. Kegiatan yang tertib.
Semua kegiatan sekolah diatur dengan perencanaan dan pelaksanaan yang tertib, tidak ada yang saling tumpang tindih tidak ada yang saling mengalahkan, dan tidak ad yang terabaikan.
3. Aktivitas belajar yang tinggi
Aktivitas belajar-mengajar utamanya di dalam kelas adalah suatu kegiatan yang paling utama disekolah dan harus dioptimalkan dan mendapat perhatian yang serius. Perhatian ini tidak hanya dari kepala sekolah dan guru, tetapi bagaimana upaya mengoptimalkan siswa untuk mempunyai motivasi belajar yang tinggi.
4. Suasana yang tenang
Suasana yang tertib, tenang dan jauh dari kegaduhan harus terlihat di seluruh ruang, utamanya di dalam kelas.
5. Perlengkapan yang terjaga.
Sarana dan perlengkapan selalu terjaga kelestariannya. Perlengkapan kelas, media belajar-mengajar, perlengkapan kebersihan perlengkapan administrasi dan sebagainya selalu disimpan rapi dan selalu siap untuk dipakai.

VII. Pemantauan yang efektif
Memantau bukan berarti tidak percaya. Kepala sekolah memantau seluruh komponen yang menunjang pelaksanaan pendidikan dengan sikap bijaksana obyektif dan penuh kebapakan.
1. Pemantauan untuk kemajuan siswa
Kepala sekolah memantau guru ditekan kanpada kemajuan siswa , bagaimana guru mengajar, bagaimana guru menggunakan media, bagaimana guru memberikan evaluasi kepada siswa. Semuanya diarahkan Bagaimana siswa menglami kemajuan.
Pemantauan terhadap guru ini meliputi :
a. Keaktifan dan kedisiplinan guru,
b. Materi pengajaran
c. Metodologi yang digunaan
d. Penggunaan media mengajar
e. Pelaksanaan praktek
f. Pelaksanaan evaluasi dan penilaian
g. Analisis hasil penilaian
2. Pemantauan siswa yang terus menerus
Kepala sekolah memantau siswa dengan memperhatikan perkembangan kemajuan siswa, baik aspek sikap, tingkah laku dan prestasi akademisnya. Pemantauan ini dilakukan secara terus menerus tanpa henti. Dan saat itu pula diadakan perbaikan.
3. Pemantauan dapat dipertanggungjawabkan
Pemantauan dilakukan secara sistematis dan teratur, dn menggunakan isntrumen-instrumen sehingga memudahkan untuk mengadakan analisis, baik pemantauan hasil kerja guru, maupun hasil prestasi siswa. Pemantauan juga bersifat terbuka baik untukguru, siswa maupun orang tua murid.

VIII. Kesempatan, tanggung jawab, dan partisipasi siswa
Siswa di sekolah bukan hanya obyek, tetapi juga subyek. Mereka diberi hak untuk menentukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Segala kegiatan di sekolah pada hakekatnya adalah milik siswa. Oleh sebab itu siswa diberi kesempatan untuk menjadikan dirinya maju.
1. Kesempatan memberikan masukan
Siswa diharapkan untuk ikut berpartisipasi dalam aspek pengembangan diri, dengan memberikan masukan-masukan, baik pada proses pengambangan pengajaran, maupun pengembangan disiplin. Sehingga siswa merasa ikut bertanggung jawab.
2. Dorongan untuk berkomunikasi
Agar keterlibatan siswa dalam ikut berpartisipasi pada proses pengembangan bisa berhasil dengan baik, maka siswa didorong untuk selalu berkomunikasi dengan guru, dan pegawai, dengan tetap pada batasan-batasan moral.
3. Kesempatan mengembangkan bakat
Mengembangkan bakat adalah hak siswa, sekolah memberikan pelayanan yang baik. Oleh sebab itu sekolah menyediakan sejumlah sarana dan modifikasi kurikulum untuk mengembangkan bakat siswa.
4. Kesempatan membantu kegiatan
Kegiatan-kegiatan sekolah baik intra kurikuler, ekstra kurikuler, maupun kegitan kantor selalu melibatkan siswa.
5. Kesempatan untuk siswa cacat
memodifikasi peralatan secara khusus untuk siswa cacat, sehingga mereka mempunyai kesempatan yang sama dengan siswa-siswa lain untuk berusaha mengembangkan diri.

IX. Tata tertib dan Disiplin
Sekolah mempunyai kedisiplinan yang sangat tinggi, Sebab kedisiplinan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha untuk maju, pelaksanaan kedisiplinan harus didasarkan pada rasa hormat, bukan rasa takut. Meskipun begitu kedisiplinan tidak bisa lepas dari aturan tata tertib.
1. Penyusunan tata tertib
Tata tertib disusun tertulis yang memuat prosedur disiplin dan sangsi yang jelas dengan melibatkan komponen yang berhubungan dengan tata trtib itu.
2. Penginformasian tata tertib
Tata tertib diinformasikan dan disosialisasikan, disertai penjelasan mengapa harus disiplin.
3. Pelaksanaan tata tertib
Tata tertib dilaksnakan dengan konsisten serta adil oleh semua pihak, tetapi tidak menampakkan kekakuan.

X. Pelibatan Orang tua
Hubungan sekolah dengan orang tua terjalin erat dan rapi. Orangtua dilibatkan dalam hampir setiap kegiatan, demi tercapainya tujuan sekolah.
1. Prosedur jelas
Apa saja yang harus melibatkan orang tua, dan bagaimana pelibatannya. Sekolah mengatur dengan jelas dan diinformasikan kepada orang tua.
2. Pertemuan dengan orang tua
Sekolah sering mengadakan pertemuan denga n orang tua, formal atau tidakformal, bersama-sama atau sendiri-sendiri, pertemuan bisa berupa rapat, kunjungan ke orang tua, atau kedatangan orang tua ke sekolah.
3. Kerja sama guru dan orang tua
Guru melaporkan kemajuan belajar siswa dalam setiap perkembangannya. Tidak terbatas hanya poada nilai rapor. Dan guru menerima dan mempelajari balikan dan komentar orang tua, mengenai perkembangan anaknya.
4. Sekolah terbuka untuk diobservasi
Orang tua dapat melihat dan bertanya sewaktu-sewaktu tentang sekolah dan pelaksanan programnya. Dan memberikan penjelesan yang memuaskan kepada orang tua.
5. Mengoptimalkan sarana
Sarana untuk berhubungan dengan orang tua dioptimalkan, baik berupa buku penghubung, surat-menyurat dan telepon, serta sarana lainnya.

XI. Sangsi dan Penghargaan
Sekolah memberikan sangsi dan penghargaan kepada semua yang terlibat dalam usaha kemajuan sekolah, sebagai motivasi kegairahan dalam tugas-tugasnya untuk memajukan sekolah. Penghargaan dan sangsi ini bisa berupa, penghargaan dan sangsi sosial, moral, material dan administratif.
Penghargaan dan sangsi diberikan kepada guru, pegawai dan siswa karena :
1. Prestasi
Hasil kerja yang tampak dari guru, pegawai dn siswa diberikan penghargaan, sebaliknya hasil kerja yang menurun diberikan sangsi.
2. Inovatif dan kreatifitas
Guru, pegawai dan siswa yang dapat menumbuhkan gagasan baru. diberikan penghargaan, agar termotivasi, dan juga memberikan motivasi yang lain. Sebaliknya guru, pegawai dan siswa yang mandeg diberikan sangsi yang sesuai.

P E N U T U P

Karakteristik ini merupakan suatu keharusan, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi. Hanya bisakah terwujud dan dilestarikan dengan baik, tergantung semua pihak yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan sekolah


والله الموافي الى وفيه الخير.



ANALISIS SWOT
Sekolah Dasar NU Banat-Banin Lamongan
Strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opprtunity (peluang), dan threat (ancaman) adalah merupakan faktor-faktor yang selalu ada dalam setiap kelembagaan. Faktor-faktor ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tetapi perlu dianalisis sebaik mungkin, sehingga sekolah dapat memanfaatkan sebaik mungkin kekuatan dan peluang yang dimiliki, dan meminimalisasi serta mengatasi kelemahan dan ancaman sehingga berubah menjadi kekuatan.

A. Faktor-faktor dominan ( kekuatan dan peluang)
1. Kelembagaan
Sekolah Dasar NU Banat-Banin adalah sekolah yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Maarif NU. Lembaga yang mempunyai jalur vertikal dan berskala nasional. Lembaga yang merupakan perangkat Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi terbesar di Indonesia. Lembaga Pendidikan Maarif mempunyai anggota sekolah dan madrasah yang cukup banyak dan tersebar di berbagai daerah.
Kebesaran Lembaga ini sudah barang tentu menjadi kekuatan sekolah juga. Karena lembaga mampu memberikan pembinaan-pembinaan, dan mempunyai jaringan yang kuat dengan berbagai institusi. Sekolah akan dibantu membangun jaringan dan dibimbing untuk berkembng untuk menjadi sekolah yang berkualitas.
2. Kesejarahan
Sekolah Dasar NU Banat-Banin adalah merupakan kelanjutan dari Madrasah ibtidaiyah Banat-Banin. Madrasah ini merupakan madrasah yang cukup tua dan bahkan yang tertua di Lamongan. Dibangun oleh tokoh-tokoh yang keikhlasannya dan popularitasnya di masyarakat tidak diragukan lagi. Madrasah ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang mampu berperan di masyrakat.
Madrasah yang sudah turun-temurun, meski sudah berganti nama dengan sekolah dasar karena masa membutuhkan demikian, tentu masih mempunyai daya tarik di masyarakat. Daya tarik dn loyalitas masyarakat ini akanmenjadi kekuatan yang berarti bagi perkembangan sekolah.
3. Perubahan Menejemen
Penggantian kelembagaan dari madrasah ke sekolah secara otomatis terjadi perubahan menejaman. Dalam hubungannya dengan pihak luar, perubahan ini akan mengubah hubungan pembinaan, tanggung jawab, serta hubungan departementasi. Begitu juga ke dalam, tentu mengharuskan perubahan menejemen secara total. Perubahan menejemen ini, sekaligus merupakan pemebenahan menejemen untuk menuju yang lebih baik. Dan sekaligus dapan mendeklarasikan diri sebagai sekolah dengan menejemen modern.
Perubahan menejemen ini tentunya akan membawa dampak positif, untuk lembaga itu sendiri, dan juga reaksi masyarakat terhadap keberadaan sekolah. Scara intern sekolah akan menjadi lebih kuat, performen juga lebih meningkat, dan nilai jualnya akan lbih tinggi. Begitu juga masyaakat akan lebih menaruh kepercayaannya terhadap keberadaan sekolah.
4. Dedikasi Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan yang di miliki oleh SD Nu Banat-banin Lamongan rata-rata mempunyai dedikasi yang sangat tinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh sifat dan sikap guru-guru itu sendiri, baik karena pendidikan mereka, maupun karena latar belakang keluarga mereka. Guru-guru yang sebagian besar direkrut sejak sekolah berupa madrasah ibtidaiyah mempunyai latar belakang pendidikan agama yang sangat kuat, dan lingkungan keluarga yang agamis. Sehingga mereka mempunyai sikap keikhlasan yang sangat tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Dedikasi yang sangat tinggi ini tentu akan sangat berpengaruh kepada kelancaran proses pendidikan di sekolah, di mana mereka akan selalu mendahulukan kerjanya dibanding tuntutannya. Dedikasi dan keikhlasan mereka ini juga akan membawa dampak yang sangat positif bagi psikhologi para siswa, dan tentunya akan mendorong semangat belajar para siswa, yang ujungnya adalah keberhasilan para siswa.
5. Kebijakan Pemerintah
Era reformasi merupakan angin segar bagi dunia pendidikan. Pemerintah mulai meningkatkan perhatiannya terhadap pendidikan. Diantaranya adalah perubahan kurikulum yang mengarah pada kompetensi, Dan peningkatan bantuan pemerintah terhadap sarana pendidikan. Kebijakan baru pemerintah ini, tentu sangat mempengaruhi kemajuan dan peningkatan proses penyelenggaraan pendidikan, termasuk untuk SD NU Banat-Banin Lamongan.
Kebijakan pemerintah terhadap pengembangan kurikulum dan otonomi sekolah, sebenarnya sudah merupakan canangan SDNU Banat-Banin. Sekolah sudah memulai sebelum pemerintah menetapkannya, sehingga kebijakan pemerintah itu merupakan suatu dukungan yang sangat besar bagi pengembangan sekolah. Kemudian kebijakan pemerintah dengan meningkatkan anggaran pendidikan tentunya sangat mendorong kemajuan dan peningkatan sekolah, baik dalam hal sarana maupun menejemennya.
6. Dukungan Masyarakat
SD NUBanat-Banin Lamongan yang menawarkan bentuk sekolah efektif mendapatkan dukungan yang baik dari masyarakat. Masyarakat telah menaruh kepercayaannya yang tinggi terhadap sekolah, setidaknya bila dibandingkan dengan sebelumnya. Indikasi dari kepercayaan dan dukungan masyarakat ini, bisa dilihat dari masyarakat yang mempercayakan anaknya kepada sekolah tidak hanya dari masyarakat sekitar sekolah, tetapi dari daerah yang cukup jauh dari sekolah. Begitu juga dukungan masyarakat terhadap pembiayaan sekolah berupa donasi rutin dan bantuan pengembangan sarana sekolah.
Dukungan masyarakat terhadap sekolah sangat berarti bagi pengembangan dan kelestarian sekolah. Kesediaan masyarakat untuk membiayai pendidikan, akan menambah kekuatan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan, begitu juga menyebarnya masyarakat yang mendukung sekolah akan menambah syiar sekolah, dan mengurangi ketergantungan sekolah terhadap masyarakat sekitarnya.

B. Faktor-faktor Penghambat (kelemahan dan tantangan)

1. Nama Sekolah
Masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa sekolah tidak sama dengan madrasah. Dan masih banyak yang membedakan pengetahuan dengan ilmu umum dan ilmu agama. Sekolah lebih banyak memperhatikan ilmu umum, dan jauh dari pendekatan-pendekatan keagamaan. Pendidikan Agama di sekolah Dasar hanya sebatas pada ilmu pengetahuan, tidak sampai pada penguatan keimanan dan moral kegamaan, serta jauh dari bimbingan-bmbingan yang kontinyu.
Karena SD NU Banat-Banin adalah sekolah dasar bukan madrasah ibditidaiyah, maka sebagian masyarakat masih menganggap keberadaan sekolah sama dengan sekolah umum yang ada. Masyarakat menganggap bahwa di SD NU Bant-Banin tidak diberikan pendidikan keagamaan yang lebih dan intensif, karena keterkaitannya dengan kebijakan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.
2. Menejemen Pengelolaan
Tidak bisa dipungkiri kalau pengelolaan SDNU Banat-Banin masih jauh dari profesionalitas. Menejemennya masih sangat rendah. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi personal pengelola baik yayasan maupun pimpinan sekolah. Para pengelola masih bergaya santri dan tradisional. Sementara rasa kebersamaan dan ikut memilkinya semua masyarakat mulai bergeser, sehingga yang terjadi adalah sekolah dikelola oleh beberapa orang saja dan tidak profesional pula.
Kondisi yang demikian ini akan menjauhkan ketertinggalannya dengan kemajuan zaman. Masa sudah menuntut profesionalitas, sementara pengelola sekolah tidak bisa mengikutinya. Hal ini akan menjadi hambatan yang cukup serius dalam usaha memajukan sekolah.
3. Kwalitas Tenaga Kependidikan
Sudah menjadi komitmen, bahwa seluruh tenaga kependidikan yang telah mengabdi di madrasah ibtidaiyah secara otomatis sebagai guru SDNU Banat-Banin, dan tidak ada pemecatan. Padahal bisa diketahui kebutuhan tenaga di sekolah dasar tidak sama dengan di madrsah ibtidaiyah. Penambahan tenaga kependidikan akan terbentur dengan banyaknya tenaga yang sudahada. Sementara tenaga yang sudah ada tidak bisa memenuhi kebutuhan, apalagi untuk standar kwalitas.
Masalah ini akan menyulitkan usaha dalam mengefektifkan tenaga kependidikan. Dan secara otomatis akan menghambat perkembangan sekolah.
4. Dukungan Dana
Tidak ada seorangpun yang menyatakan diri sebagai penyandang dana SDNU Banat-Banin.Dana sekolah masih menadalkan partisipasi masyarakat, utamanya wali murid. Sumber dana di luar itu masih sangat kecil, kalau tidakbisa dibilang tidak ada. Padahal sudah menjadi ketentuan umum bahwa kemajuan segala sesuat itu tidakbisa lepas dari dukungan dana.
Oleh sebab itu dengan tidak adanya dukungan dana yang kuat merupakan faktor penghambat terhadap kemajuan sekolah, karen manajemen sekolah tidak hanya disibukkan untuk pengelolaan pendidikan, tetapi juga disibukkan untuk mencari dana pengelolaan.
5. Persaingan Sekolah
Letak geografis SDNU Banat-banin Lmongan cukup stategis, tetapi berada di sekitar sekolah-sekolah besar dan bermutu, baik sekolah negerimaupun sekolah swasta. Sekolah-sekolah itu telah mapan dan telah mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Kondisi ini merupakan tantangan bagi SD NU untuk menyetarakan denan sekolah-sekolah itu. Bahkan sangat berat untuk dapat bersaing,dan mempunyai kedudukan di atas sekolah-sekolah sekitarnya.
6. Ekonomi Masyarakat
Secara umum rata-rata kondisi ekonomi masyarakat Lamongan masih tergolong menengah ke bawah. Bahkan yang mempunyai kesadaran untuk mengeluarkan biaya tinggi untuk pendidikan masih sangat kecil, sehingga masih banyak masyarakaat yang menyekolahkan putranya,di sekolah-sekolah yang tidak begitu tinggi biayanya.
Kondisi ini akan sangat mempengaruhi perkembangan SD NU Banat-Banin yang masih harus didukung sebagian besar pembiayaaannya oleh wali murid. Oleh sebab itu kemajuan sekolah akan tidak bisa berjalan dengan cepat denan kondisi dukungan dana yang minim.

VISI MISI DAN TUJUAN SDNU BANAT BANIN LAMONGAN





A. Latar Belakang
Sekolah Dasar NU Banat banin Lamongan berdiri sebagai perubahan dari Madrasah Ibtidaiyah Banat-Banin Lamongan yang merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh para ulama dan para tokoh yang sangat peduli terhadap perkembangan generasi untuk menyongsong masa depan. Para ulama ini memandang, bahwa generasi yang lahir pada masa itu, ia akan menjadi pemimpin pada masa yang akan datang yang sangat berbeda dengan masa kelahirannya.
Oleh sebab itu mereka harus disiapkan untuk menjadi pemimpin pada masanya dengan memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, serta mengantisipasi segala perkembangan. Dengan demikian, lembaga pendidikan ini selalu berkembang secara dinamis mengikuti perubahan-perubahan dengan tetap memegang prinsip sesuai ajaran Islam ahlussunnah wal Jamaah.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 9 :
وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaknya mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Digali dari niat ikhlas para pendiri seauai dengan harapan masyarakat, dan didasari ayat di atas, maka Sekolah Dasar NU Banat Banin memantapkan visi, misi dan tujuannya.

B. Visi Sekolah
SDNU Banat Banin merumuskan visinya sebagai berikut :
Wadah pembinaan generasi yang mampu berkompetisi pada zamannya dengan landasan ketaqwaan dan Akhlaqul Karimah
Rumusana visi tersebut mempunyai arti bahwa SDNU Banat-Banin merupakan tempat mendidik, membimbing, dan melatih putra-putri bangsa sehingga kelak ketika dewasa nanti dalam dunianya yang penuh dengan persaingan, mampu untuk menjadi pemimpin yang berpegang teguh pada keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah.
Karena capaian visi ini jauh ke depan, maka keberhasilannya tidak bisa dilihat secara konkrit ketika siswa menamatkan pendidikannya. Akan tetapi keberhasilan visi tersebut bisa dilihat dari indikator-indikator yang dipunyai siswa, antara lain :
1. Terbiasa mengamalkan perintah agama dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, serta memahami nilai dan hikmahnya.
2. Terbiasa bersikap dan berprilaku dengan akhlaqul karimah, terhadap orang tua, masyarakat dan lingkungannya.
3. Menguasai dan mampu menerapkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Terampil dan percaya diri di depan umum dalam menunjukkan potensi dirinya dan bisa menghargai orang lain.
5. Mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya dengan baik dan santun untuk berhubungan sesama manusia, dan untuk mempelajari ilmu pengetahuan.

C. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi sekolah tersebut, maka SDNU Banat-Banin mempunyai misi yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Mendidik siswa dengan menanamkan nilai-nilai ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah.
Artinya SDNU Banat-Banin memberikan pendidikan kepada siswa berupa materi pembelajaran, pengembangan diri, dan ketrampilan yang semuanya berorientasi dan didasari nilai-nilai ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah.
2. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menggali potensi dirinya dengan berbagai pengalaman sebagai bekal hidupnya secara individual, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Artinya SDNU memberikan bimbingan dan pembinaan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang sebenarnya sudah ada pada dirinya sendiri dengan berbagai pengalaman belajar, sehingga ia akan mampu berperan baik secara individu, bermasyarakat, maupun berbangsa dan bernegara, dan potensi dan pengalamannya sendiri.
3. Memberikan pembelajaran kepada siswa dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta humaniora sesuai dengan perkembangan zaman.
Artinya materi pembelajaran SDNU Banat-Banin merupakan materi-materi dasar yang meliputi ilmu pengetahuan, teknologi dan ilmu kemanusiaan yang terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu itu sendiri, yang selalu dihadapkan dengan tantangan perubahan zaman yang sangat cepat.
4. Melatih dan membiasakan siswa untuk meningkatkan kepercayaan dirinya agar mampu berkompetisi pada zamannya.
Artinya SDNU Banat-Banin memberikan materi-materi pelatihan dan pembiasaan serta kebiatan-kegiiatan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa sehingga pada masanya kelak, ia selalu berada di depan dan menjadi pelopor.
5. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh masyarakat agar dapat menikmati pendidikan yang berkualitas
Artinya SDNU Banat-Banin berusaha mewujudkan seluruh keinginan masyarakat tanpa memandang strata sosial dan ekonomi, untuk mendapatkan layanan pendidikan yang mempunyai standar lebih, dan kualitas yang cukup baik.
d. Tujuan Sekolah
Dengan visi dan misi di atas, SDNU Banat-Banin mempunyai tujuan :
1. Menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mampu mengemban amanat masyarakat.
2. Menjadikan sekolah sebagai wadah para pendidik untuk mentransfer ilmu kepada siswa dan membimbingnya dengan ikhlas.
3. Menjadikan sekolah dan warga sekolah dapat meraih prestasi akademik maupun non akademik di berbagai tingkatan
4. Menjadikan siswa percaya diri dan selalu berada di depan dimanapun ia berada.
5. Menjadikan siswa mempunyai kesadaaran tinggi sebagai muslim, warga masyarakat, dan bangsa Indonesia.

e. Penutup
Rumusan visi, misi, dan tujuan ini harus menjadi pijakan semua langkah strategis dan program konkrit sekolah. Untuk itu diharapkan semua awarga sekolah memahami dan mendalami artinya sehingga dapat membuat langkah yang besama dalam mengelola sekolah.